JAKARTA, Global-satu.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan perbaikan signifikan menjelang satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Purbaya, tren perbaikan terlihat jelas sejak September lalu, setelah pemerintah menggelontorkan dana Rp200 triliun yang sebelumnya mengendap di Bank Indonesia ke lima bank BUMN untuk memperkuat likuiditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami membongkar celengan negara senilai Rp200 triliun yang selama ini mengendap di BI, dan menyalurkannya ke lima bank negara. Dampak dari kebijakan ini sudah mulai terasa dan akan terlihat jelas pada Oktober hingga Desember atau triwulan IV tahun ini,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (14/10/2025).
Dana tersebut disalurkan ke Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Masing-masing mendapat alokasi Rp55 triliun untuk BRI, BNI, dan Mandiri, Rp25 triliun untuk BTN, serta Rp10 triliun untuk BSI.
Purbaya menegaskan, kebijakan ini terbukti mulai memperbaiki daya beli masyarakat dan memperkuat sektor riil. Ia optimistis kebijakan tersebut akan memberikan dorongan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal terakhir tahun 2025.
“Pertumbuhan ekonomi triwulan IV bisa mencapai 5,5 persen tanpa stimulus tambahan. Namun dengan adanya dorongan likuiditas ini, kita optimistis bisa tumbuh hingga 5,6 atau bahkan 5,7 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan, langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan konsumsi domestik di tengah ketidakpastian global.
“Yang kita lakukan adalah mengembalikan uang rakyat untuk kepentingan ekonomi rakyat. Dana tersebut harus berputar di sektor produktif agar manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat,” tegasnya.
Kementerian Keuangan memastikan akan terus memantau efektivitas kebijakan tersebut dan berkoordinasi dengan otoritas perbankan serta lembaga keuangan untuk memastikan penyaluran dana berjalan tepat sasaran dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Langkah agresif ini menjadi salah satu indikator awal bahwa Pemerintahan Prabowo-Gibran mulai menunjukkan arah kebijakan ekonomi yang lebih ekspansif, dengan fokus pada penguatan konsumsi, peningkatan daya saing industri nasional, dan pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Rdk.