BERAU, Global-satu.com – Anggota DPRD Berau, Sutami, menyambut positif beroperasinya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBUN) di Pulau Maratua yang baru saja diresmikan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan. Kehadiran fasilitas tersebut dinilai sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah dan BUMN energi dalam menjawab persoalan klasik masyarakat pesisir, khususnya kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebagai informasi, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan resmi mengoperasikan SPBUN 68.773.02 yang berlokasi di Jalan Poros Kampung Payung-Payung, Pulau Maratua. SPBUN ini dihadirkan untuk mempermudah akses energi bagi nelayan sekaligus menurunkan biaya operasional mereka.
Sutami yang sebelumnya melakukan reses di Pulau Maratua, mengaku telah menerima banyak keluhan langsung dari warga pesisir. Menurutnya, selama ini nelayan sering mengalami kesulitan mendapatkan BBM dengan harga wajar.
“Saat reses lalu, saya dengar langsung keluhan masyarakat. BBM sering langka, dan kalau pun ada, harganya bisa diatas harga normal. Jadi, SPBUN ini memang sangat dibutuhkan warga,” ujar Sutami kepada Global-satu.com, Sabtu (26/10/2025).
Politisi yang dikenal aktif memperjuangkan aspirasi masyarakat pesisir itu menilai kehadiran SPBUN menjadi jawaban atas keresahan warga yang selama ini bergantung pada pasokan dari daratan dengan biaya transportasi tinggi. Ia juga menilai langkah Pertamina ini sejalan dengan dorongan DPRD Berau agar pemerintah daerah lebih serius memperhatikan distribusi energi ke wilayah kepulauan.
Lebih lanjut, Sutami menyebut pembukaan SPBUN di Maratua juga merupakan wujud nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam upaya menyejahterakan masyarakat nelayan di wilayah pesisir dan kepulauan.
“Saya melihat ini sebagai bentuk nyata dari visi dan komitmen Presiden Prabowo untuk menyejahterakan nelayan pesisir. Pemerintah pusat, melalui Pertamina, hadir langsung menjawab kebutuhan dasar masyarakat yang selama ini terabaikan,” tegasnya.
Sebelumnya, Global-satu.com juga menyoroti krisis bahan bakar di wilayah pesisir dalam laporan berjudul “Krisis BBM di Pesisir, SPBN Jadi Solusi” https://global-satu.com/krisis-bbm-di-pesisir-spbn-jadi-solusi/. Dalam laporan tersebut, disebutkan banyak nelayan terpaksa mengurangi aktivitas melaut akibat sulitnya mendapatkan bahan bakar dengan harga terjangkau.
Sutami menegaskan kondisi tersebut tidak boleh terulang kembali. Ia meminta agar pemerintah daerah bersama Pertamina memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga tetap terjaga sepanjang tahun.
“Kita tidak ingin SPBUN ini hanya ramai di awal peresmian. Harus ada jaminan stok dan pengawasan agar distribusinya tepat sasaran, khususnya bagi nelayan yang memang membutuhkan,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran SPBUN harus dipandang sebagai langkah strategis pemerataan energi, bukan sekadar proyek seremonial. Ia berharap SPBUN Maratua dapat menjadi contoh untuk diterapkan di wilayah pesisir lain di Kabupaten Berau yang masih menghadapi persoalan serupa.
“Maratua ini langkah awal yang baik. Tapi masih banyak kampung pesisir seperti Derawan, Tanjung Batu, dan Biduk-biduk yang juga perlu perhatian. DPRD akan terus mengawal agar program seperti ini berlanjut,” tambahnya.
Dengan beroperasinya SPBUN di Pulau Maratua, nelayan kini dapat membeli BBM dengan harga lebih terjangkau tanpa bergantung pada pasokan tidak resmi. Keberadaan fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas nelayan serta memperkuat perekonomian masyarakat pesisir Berau.
“Kalau kebutuhan dasar seperti BBM sudah terpenuhi, nelayan bisa fokus mencari hasil laut tanpa terbebani harga tinggi. Ini bentuk nyata dari pemerataan pembangunan dan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil,” tutup Sutami.
Indra/Rdk/Adv
.
.
.




