Reses Masa Sidang III Anggota Komisi III DPRD Berau, Sa’ga, di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, Rabu (3/12/2025) sore, berubah menjadi forum aspirasi yang sarat tekanan persoalan daerah. Mulai dari infrastruktur yang tertinggal, keterbatasan layanan kesehatan, hingga meningkatnya pengangguran baru mencuat kuat dalam dialog antara warga dan wakil rakyat tersebut.
Pertemuan yang dihadiri masyarakat dan pemerintah kampung berlangsung dinamis. Warga secara terbuka mempertanyakan penataan drainase yang tak kunjung rampung, minimnya tenaga dokter, serta meningkatnya jumlah lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap lapangan kerja.
Sa’ga menegaskan bahwa seluruh masukan tersebut akan dikawal hingga pembahasan anggaran selanjutnya.
“Saya akan menindaklanjuti apa yang sudah disampaikan. Untuk anggaran 2026 sudah disahkan, jadi kita menunggu realisasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, semua usulan pembangunan tetap akan dipertimbangkan, namun harus disesuaikan dengan kapasitas fiskal daerah.
“Usulan pembangunan tetap kita akomodasi, tetapi harus menyesuaikan kemampuan anggaran daerah,” tegasnya.
Sa’ga turut menyoroti perubahan orientasi ekonomi warga Tanjung Batu. Dari yang sebelumnya bergantung penuh pada sektor perikanan, kini masyarakat mulai beralih ke perkebunan. Pergeseran ini dinilainya sebagai peluang ekonomi jangka panjang.
“Mayoritas daerah yang ekonominya meningkat adalah kampung yang beralih ke perkebunan. Kalau dulu 100 persen nelayan, ke depan bisa saja tinggal 10 persen. Ini peluang jangka panjang yang harus dibaca masyarakat,” tuturnya.
Ia mendorong warga beradaptasi dengan pola ekonomi baru agar kesejahteraan dapat terus meningkat.
Sektor kesehatan menjadi keluhan paling mendesak. Minimnya dokter, sulitnya rujukan pasien, hingga polemik pengalihan anggaran ambulans kembali mencuat.
Sa’ga menegaskan siap menjembatani masalah tersebut dengan pemerintah daerah dan puskesmas.
“Masalah kesehatan ini menyangkut kemanusiaan. Saya akan komunikasikan lagi soal penambahan dokter dan ambulans. Mudah-mudahan masih bisa kita perjuangkan,” katanya.
Ia juga mengungkap bahwa anggaran pengadaan ambulans untuk Tanjung Batu terpaksa dialihkan ke renovasi puskesmas, kebijakan yang kemudian menimbulkan pertanyaan warga.
Isu pengangguran, terutama di kalangan sarjana, turut mendominasi dialog. Sa’ga menjelaskan bahwa melonjaknya pengangguran baru dipengaruhi kebijakan nasional yang melarang daerah merekrut tenaga honorer.
“Bukan pemerintah daerah tidak ingin merekrut, tetapi ada aturan larangan menerima tenaga honor. Kalau nanti ada perubahan aturan, tentu kita perjuangkan agar anak-anak kita bisa bekerja,” ujarnya.
Ia menyebut banyak honorer terdampak kebijakan tersebut, sehingga daerah membutuhkan ruang regulasi dari pemerintah pusat untuk kembali menyesuaikan kebutuhan pegawai.
Akan Dibawa ke Pembahasan Daerah
Sa’ga memastikan seluruh keluhan dan usulan masyarakat akan dibawa ke rapat-rapat pembahasan bersama pemerintah daerah dan instansi teknis.
“Apa pun yang disampaikan hari ini akan kami bawa dan perjuangkan. Semoga semua yang diusulkan bisa masuk prioritas ke depan,” pungkasnya.
Indra/adv
.
.
.




