banner 728x250.

Danrem 091 ASN Berikan Tausiyah di Masjid Al-Musyawarah

IMG-20230401-WA0005
IMG-20230401-WA0006
IMG-20230401-WA0009
IMG-20230401-WA0007
banner 728x250. banner 728x250.
Dilihat: 631 kali

*Sampaikan Tiga Hal Yang Dicintai Allah SWT*

SAMARINDA – Bulan suci Ramadan menjadi ajang bagi umat muslim untuk melakukan fastabikul khairat atau berlomba- lomba dalam meraih pahala kebaikan, seperti halnya yang dilakukan Komandan Korem ( Danrem) 091 Aji Surya Natakesuma ( ASN) Brigjen TNI Dendi Suryadi saat memberikan tausiyah agama usai melaksanakan shalat zuhur berjamaah di Masjid Al Musyawarah, Jalan Anggrek, Samarinda, Kalimantan Timur pada Kamis (30/3/2023).

Dalam Tausiyah nya disampaikan terdapat tiga hal yang sangat di cintai oleh Allah SWT, yang pertama adalah apabila kita melaksanakan shalat di pada kesempatan pertama, bukan hanya di awal waktu. Tapi pada kesempatan pertama yang kita miliki kita melaksanakan kewajiban ibadah pokok yaitu shalat karena shalat ini didalam beberapa riwayat oleh Rasulullah juga dilaksanakan agak terlambat karena situasional, uzur dan lain – lain.

“Seperti pada suasana peperangan tidak bisa dilakukan dengan shalat itu dalam keadaan melepas sehingga harus di delay atau ditunda,” ungkapnya.

Dalam kehidupan kita sehari – hari kita juga demikian ada juga yang bisa qada kadang – kadang kita qashar. Seperti contoh situasi yang uzur adalah profesi seorang doktor pada saat dia melakukan operasi atau pilot yang sedang membawa pesawat yang menyangkut keselamatan begitu banyak penumpang. Tapi yang dicintai Allah karena ini, adalah kesempatan yang pertama yang kita miliki maka kita jangan menunda – nundanya.

Jadi seperti tadi malam saat saya shalat di Masjid Garden Hill, ada anak – anak itu sudah berdiri dan takbir sudah selesai, namun anak – anak nya masih ngobrol orang tuanya diam saja atau orang orang tua disana tidak mengingatkan , padahal sebenarnya wajib diingatkan.

“Saya senang melihat di masjid itu penghuninya atau jamaahnya sebagian besar adalah anak -anak , memang dia main – main tapi jangan diusir justru diingatkan,” ucapnya.

Lanjut Danrem dalam tausiyahnya, seperti perintah Rasul yaitu umur 6 tahun anak itu di bawa kemasjid , tapi kalau umur 10 tahun tidak mau shalat dimasjid di pukul, kalau sudah tertib baru di ajak ke masjid.

“Jadi dimana – mana tantangannya sama awalnya sama seperti kita dulu ke masjid saat masih kecil ketemu teman-teman mau nya bermain. Sebaiknya anak – anak yang kemasjid untuk melaksanakan ibadah shalat itu di ingatkan bahwa ini bukan tempat taman bermain ini tempat kita bermunajat kepada Allah,” lanjutnya.

Apabila kita melihat ibadah – ibadah mahdhah atau aktivitas yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya Itu juga kadang kadang berada pada orang yang selalu menyombongkan atau secara individu.

Padahal rosul pernah meriwayatkan ada seorang laki-laki yang muhawadis berdomisili sendiri di sebuah pulau di dalam pulau tersebut ada gunung ada bukit dia kerjanya selama 500 tahun ahli ibadah tanpa bermaksiat sedikitpun yaitu ibadah shalat, di situ ada pula sumber air tawar sebagai air minum dan kemudian pohon yang menghasilkan buah- buahan sebagai sumber makanan. Namun pada saat dimatikan dan akan dimasukkan kedalam surga, diperintahkan kepada malaikat masukkan dia ke Surga berkat rahmatku dia protes kepada Allah, ya Allah jangan masukkan aku kedalam surgamu tanpa ibadahku, karena ibadahku tidak kata Allah, Allah memerintahkan Kembali kepada malaikat masukkan dia ke surga karena rahmatku, terus protes hingga tiga kali. Akhirnya Allah memerintah malaikat masukkan dia ke Neraka, lalu dia minta ampun istigfar minta maaf, Ya Allah sekali sekali – kali bukan karena ibadahmu yang 500 tahun engkau berhak masuk ke surga.

Dibandingkan nikmat mata saja tidak ada apa – apanya, apakah kemudian Air tawar bersih yang dia minum tiap hari hingga dia bisa beribadah.

Hal Itu menjadi sebuah gambaran apakah karena ibadahnya. Artinya kita tidak boleh menyombongkan ibadah – ibadah yang kita lakukan karena memang kita masuk surga bukan karena ibadah kita namun karena Rahmat dari Allah SWT.

Kemudian hal kedua yang dicintai Allah, adalah birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua, khususnya kepada ibu.

” Karena ibu ini memiliki derajat tiga kali lipat dibandingkan ayah,” ujarnya.

Banyak orang mencari keistimewaan, karomah kegunung – gunung contoh ke gunung kawi yang ada di Malang Jawa Timur banyak orang berziarah kesana, tidak sedikit orang Islam melakukan permintaan keperluan mencari pesugihan di tempat itu.

“Di Magelang mendatangi tempat – tempat makam mencari karomah mencari keramat,” terangnya.

Padahal masih ada orang tua sebagai tempat mencari ridho, karena tidak mungkin turunnya ridha Allah itu kalau tidak melalui ridha nya Orang Tua.

“Apabila kita masih memiliki orang tua, maka jangan sia – siakan untuk memuliakan orang tua kita sendiri, kalau kita mau hidup kita mulya di dunia dan akhirat Insyaallah pintu ridho yang paling lebar itu melalui berbakti kepada orang tua,” tuturnya.

Demikian kisah ini disampaikan oleh rosul dalam sebuah kisah ashabul Kahfi, dimana ada tiga orang pemuda yang berteduh saat hujan didalam Gua dan mulut gua tertutup batu. Singkat kisah, ketiga pemuda ini memiliki sebuah amalan rutin diantaranya berbakti kepada orang tua.

“Seorang pemuda yang kesehariannya memerah susu, susu segar itu selalu di berikan kepada orang tuanya sebelum diberikan kepada anak dan isterinya, pada saat itu orang tuanya sedang tidur dan ditunggu sampai bangun baru diberikan susu tersebut, hingga pada akhirnya pintu gua bergeser dan terbuka berkat amalan rutin tiga pemuda tersebut,” terangnya.

Kemudian Hal yang dicintai Allah yang ke tiga adalah jihad fii Sabilillah, kebanyakan orang – orang Islam memberi arti peperangan dalam membela agama Allah, sebenarnya banyak bentuk- bentuk jihad yang lain yang bisa kita lakukan, konsisten dalam menegakkan kebenaran itu juga bagian dari jihad, bersungguh sungguh dalam menafkahi anak dan isteri.

“Isteri yang baru berumur 40 tahun kemudian suaminya struk belasan tahun isteri merawat dan melayani dengan sabar, ini di juga di sebut jihad,” sambungnya.

Orang -orang ini kadang – kadang bersifat ambigu bersifat netral dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, padahal sebenarnya rosulullah itu kalau ada sebuah masalah setelah di tabayun di perjelas sehingga rosulullah tidak pernah netral akan berpihak pada salah satunya, dicontohkannya misal ada perselihan antar dua orang .

” Antara si faru dan si Caca sedang berseteru beliau ( rosulullah, red) akan bertabayun beliau akan memihak pada satu pihak, saya memihak Caca karena lah yang paling benar, Karena kalau tidak mau ikut – ikutan itu sama saja mensetarakan antara yang Hak dan Bathil tidak ada bedanya antara yang benar dan yang salah,” pungkasnya. ( Bud)