BERAU, Global-satu.com β Menanggapi pemberitaan mengenai dugaan penggunaan batu karang dalam proyek pengaman pantai di Biduk-Biduk yang disorot LSM, pihak perencana bangunan menegaskan bahwa seluruh material yang digunakan telah sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen perencanaan.
Perencana bangunan, Tommy E. Sutarto, menjelaskan bahwa dinding pantai (sea wall) tersebut dirancang menggunakan beton cyclop sebagai inti, yang kemudian dilapisi beton bertulang K-300 setebal 20 cm. Batu yang tampak dalam struktur merupakan bagian dari komposisi beton cyclop.
“Bukan batu karang dari laut,” tegasnya.

Menurutnya, beton cyclop telah direncanakan dengan komposisi 60 persen beton (1:3:5) dan 40 persen batu gunung lokal, dengan berat volume 2,5 ton per meter kubik. Material ini banyak digunakan pada bangunan air seperti bendung dan pelimpah bendungan karena kekuatannya yang tinggi.
Tommy menegaskan bahwa batu gunung dalam beton cyclop tidak bersentuhan langsung dengan air laut. Batu tersebut sepenuhnya tertutup oleh lapisan beton bertulang, sehingga tidak terpapar pelapukan fisik maupun kimia dari air laut selama lapisan luarnya tetap utuh.
Tommy turut memberi penjelasan sederhana mengenai struktur sea wall yang mungkin sulit dipahami masyarakat umum. Ia mengatakan bahwa dinding pantai pada dasarnya bekerja dengan cara “melawan” tekanan melalui beratnya sendiri.
Dalam dunia teknik sipil, sea wall tidak banyak menahan beban dari atas, tetapi lebih pada tekanan tanah dari sisi darat, yaitu dorongan tanah yang menekan dinding dari belakang. Tekanan air laut, baik tekanan air yang diam (hidrostatis) maupun dorongan akibat gelombang yang menabrak (hidrodinamis).
Secara sederhana, Tommy menjelaskan bahwa desain sea wall bekerja seperti tembok yang dibuat sangat tebal dan berat sehingga tidak mudah terdorong oleh tanah maupun gelombang laut.
βSemakin berat massa dinding tersebut, semakin stabil posisi dinding dalam menahan tekanan,β jelasnya.
Dengan kata lain, fungsi utama sea wall adalah memanfaatkan bobotnya untuk tetap tegak dan tidak bergeser walaupun didorong tanah atau dihantam gelombang.
Ia juga menyampaikan bahwa penggunaan batu gunung lokal telah direncanakan sejak awal agar biaya konstruksi lebih efisien, mengingat bangunan pengaman pantai umumnya membutuhkan anggaran yang besar.
Sebelum memilih desain sea wall, perencana telah mengkaji beberapa alternatif seperti revetment dan breakwater, namun desain menggunakan beton cyclop dinilai paling efektif dan ekonomis.
“Ini sudah sesuai perencanaan awal, dengan dokumen perencanaan dan standar teknis,” bebernya.

Adapun Selain isu material, dihubungi melalui telpon whatsapp, Perwakilan kontraktor juga memberikan tanggapan terkait tudingan tidak adanya papan proyek. Mereka menyatakan bahwa proyek ini telah transparan sejak proses lelang dan seluruh data dapat dilihat secara terbuka melalui LPSE.
βKemungkinan LSM dan media tersebut tidak melihat atau tidak hadir ditempat. Proyek ini transparan sejak awal lelang dan bisa dicek langsung di LPSE,β ujar perwakilan kontraktor.
Ia pun menegaskan bahwa pemasangan papan proyek merupakan kewajiban dan tidak mungkin mereka tinggalkan.
βBuat papan proyek itu murah, tidak mungkin kami tidak buat,β tegasnya.
Indra/Rdk
.
.
.




