banner 728x250.

Kebersamaan Warga Toraja di Berau, Porseni Jadi Ruang Pelestarian Budaya dan Persaudaraan

banner 728x250. banner 728x250.
Dilihat: 2.243 kali

Berau, Global-satu.com – Semangat kebersamaan dan kekompakan warga Toraja di Kabupaten Berau kembali menyala. Melalui gelaran Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) 2025, ribuan warga Toraja dari berbagai ranting dan kerukunan berkumpul dalam satu wadah yang sarat makna kebudayaan dan solidaritas sosial.

Ketua IKAT Berau, Yan Saranga, menyebut kegiatan ini bukan hanya ajang perlombaan semata, melainkan momentum untuk memperkuat identitas dan mempererat hubungan antarwarga Toraja di tanah perantauan.

β€œHarapan kami, ini kan ajang silaturahmi untuk kebersamaan warga IKAT di perantauan. Jadi lebih kepada menjaga hubungan baik dan memperkuat rasa persaudaraan,” ujarnya, Sabtu (08/11/2025).

FOTO : Yan Saranga, Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) Kabupaten Berau

Porseni tahun ini menjadi catatan sejarah tersendiri bagi IKAT Berau. Setelah lebih dari 15 tahun vakum, kegiatan besar ini kembali dihidupkan dengan antusiasme luar biasa. Ribuan peserta dari 28 kerukunan dan 18 ranting berpartisipasi aktif dalam berbagai cabang olahraga dan seni.

Menurut Yan, keberhasilan ini tak lepas dari semangat gotong royong antaranggota. Pendanaan kegiatan sebagian besar berasal dari iuran kolektif dan dukungan donatur, baik internal IKAT maupun dari sejumlah pihak eksternal termasuk beberapa perusahaan di Berau.

β€œKami kumpul dari iuran setiap kerukunan dan ranting, kemudian ada donatur khusus. Jadi semuanya dilakukan secara swadaya, dan syukur Alhamdulillah banyak yang mendukung,” jelasnya.

Lebih dari sekadar kompetisi, Porseni juga menjadi ruang ekspresi bagi generasi muda Toraja di Berau untuk mengenal dan menampilkan kebudayaan leluhur. Beberapa cabang seni seperti tari kreasi Toraja dan paduan suara menjadi daya tarik tersendiri yang menggugah rasa bangga akan identitas budaya.

Yan mengatakan, tema kegiatan yang diangkat tahun ini, β€œMisak kada di potu, pantan kada di pomate”, memiliki makna filosofis mendalam: bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Ia berharap semangat itu terus terpatri dalam diri setiap warga Toraja di manapun berada.

β€œSlogan itu menggambarkan semangat kami. Meskipun jauh dari kampung halaman, kami tetap satu dalam kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain,” katanya.

Kegiatan yang berlangsung hingga 15 November 2025 ini dipusatkan di GOR Berau, Lapangan Batiwakal, dan Gereja Toraja, dengan enam cabang lomba yang terbagi antara olahraga dan seni. Bagi warga IKAT, kegiatan ini bukan sekadar pertemuan, tapi simbol bahwa nilai persaudaraan dan pelestarian budaya tak akan pernah pudar meski jauh dari tanah kelahiran.

Indra/Rdk