Kaltim, Global-satu.com β Anggota DPRD Kalimantan Timur, Husin Djufrie, menyoroti lemahnya sosialisasi program Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di daerah. Ia mengaku menerima banyak aduan dari masyarakat yang mengeluhkan minimnya informasi terkait penyaluran dana beasiswa tersebut.
Menurut Husin, sejumlah orang tua siswa di beberapa wilayah Kaltim mengaku tidak mengetahui bahwa anak mereka telah menerima dana bantuan dari pemerintah pusat tersebut. Akibatnya, dana yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sekolah justru dikembalikan ke kas negara karena tidak sempat dicairkan.
βAda orang tua yang baru tahu setelah dana itu masuk ke rekening anaknya. Tapi saat mereka ingin mengecek, ternyata sudah terlambat karena dana tersebut dikembalikan,β ungkap Husin kepada awak media, Rabu (09/10/2025).
Politisi yang juga dikenal vokal terhadap isu pendidikan ini menilai, kejadian tersebut mencerminkan lemahnya koordinasi antara pihak sekolah, dinas pendidikan, dan penerima manfaat. Ia menyebut, seharusnya pemerintah daerah bisa memastikan setiap penerima mengetahui haknya agar bantuan tidak sia-sia.
βIni masalah komunikasi. Kalau perlu dibuat grup WhatsApp, atau undang rapat di sekolah. Yang penting orang tua tahu anaknya menerima beasiswa,β tegasnya.
Husin pun meminta dinas pendidikan dan instansi terkait untuk lebih aktif dalam melakukan sosialisasi, baik melalui sekolah maupun perangkat desa. Menurutnya, program beasiswa PIP sangat membantu siswa dari keluarga tidak mampu, sehingga tidak boleh terhambat hanya karena kurangnya informasi.
Ia juga berharap ke depan, pemerintah bisa membangun sistem pemberitahuan yang lebih transparan dan langsung kepada penerima, misalnya melalui pesan singkat atau pemberitahuan resmi ke sekolah. Dengan begitu, dana bantuan bisa tersalurkan tepat sasaran dan tepat waktu.
βProgram ini bagus, tapi percuma kalau penerimanya tidak tahu. Sosialisasi harus menjadi perhatian utama,β pungkasnya.
Indra/Rdk