BERAU, Global-satu.com β DPRD Berau kembali menyoroti ketimpangan antara harga jual gabah petani dan biaya produksi yang terus meningkat. Para petani di wilayah Kecamatan Segah dan Teluk Bayur mengaku merugi saat panen karena harga jual tidak sebanding dengan modal.
Wakil Ketua Komisi II, Arman Nofriansyah, mengungkapkan bahwa harga gabah di lapangan saat ini berkisar Rp 4.200β4.500 per kilogram, jauh dari harga keekonomian yang ideal di atas Rp 5.500.
βDengan biaya pupuk, tenaga kerja, dan sewa alat yang mahal, harga segitu tidak cukup untuk menutup modal,β ujarnya.
Ia mendesak pemerintah daerah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian agar segera membuat skema intervensi harga atau kemitraan dengan BUMDes dan koperasi.
Menurut Arman, peran Bulog atau lembaga penyangga daerah bisa dioptimalkan untuk menyerap gabah petani dengan harga yang layak.
DPRD juga meminta adanya perlindungan harga dasar gabah yang ditetapkan dalam Perbup agar petani tidak terjebak permainan tengkulak.
Komisi II berkomitmen memperjuangkan perlindungan harga komoditas pertanian lokal sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan Berau.
βJangan sampai petani hanya dihargai saat panen melimpah, tapi ditinggalkan saat harga jatuh,β tegasnya.
Indra/Rdk/Adv