banner 728x250.

Gamalis Tegas: Cegah Bullying Bukan Tugas Guru Saja, Tapi Tanggung Jawab Bersama

banner 728x250. banner 728x250.
Dilihat: 1.034 kali

Berau, Global-satu.com – Wakil Bupati Berau, Gamalis, menegaskan bahwa penguatan budaya sekolah yang aman harus menjadi tanggung jawab bersama.

Ia menilai, pencegahan praktik perundungan (bullying) tidak bisa dibebankan hanya kepada tenaga pendidik, tetapi memerlukan sinergi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat.

“Kerja sama antara pengajar, murid, dan lingkungan harus terus dilakukan,” tegas Gamalis beberapa waktu lalu.

Menurutnya, bullying tidak akan hilang hanya karena adanya larangan atau aturan tertulis. Diperlukan pendekatan yang membangun kesadaran, menanamkan empati, dan mendorong kepedulian setiap pihak di lingkungan sekolah. Ia meminta agar setiap indikasi perundungan ditangani sedini mungkin.

“Semua harus peduli. Kalau ada tanda-tanda bullying, segera ditangani bersama,” ujarnya.

Gamalis menyampaikan bahwa guru memiliki peran penting sebagai panutan yang mengawasi perilaku siswa. Namun, pendidikan karakter tidak selesai di dalam kelas. Orang tua dan lingkungan di luar sekolah disebut turut mempengaruhi perilaku anak.

“Pendidikan karakter tidak berhenti di sekolah saja,” imbuhnya.

Selain mengingatkan pihak sekolah, Gamalis juga menegur tegas siswa yang masih melakukan tindakan perundungan. Menurutnya, tindakan itu tidak memberikan manfaat, bahkan dapat merugikan diri sendiri di masa depan.

“Kami mengimbau murid yang suka membully untuk berhenti, gunakan waktu untuk hal yang bermanfaat bagi masa depan,” tuturnya.

Ia mengingatkan bahwa korban bullying berpotensi mengalami tekanan psikologis, menurunnya motivasi belajar, hingga trauma berkepanjangan. Karena itu, sekolah diminta lebih terbuka menerima laporan dan responsif dalam penanganannya.

“Sekolah harus jadi tempat yang aman untuk tumbuh dan belajar,” kata Gamalis.

Pemerintah Kabupaten Berau akan terus memperkuat langkah pencegahan melalui kegiatan pembinaan dan sosialisasi di satuan pendidikan. Gamalis juga memberikan apresiasi kepada sekolah yang sudah menjalankan konseling rutin dan kampanye “Stop Bullying”.

“Kami ingin lingkungan belajar di Berau benar-benar kondusif dan ramah anak,” ujarnya.

Ia berharap gerakan anti-bullying bisa diperluas menjadi komitmen bersama di seluruh sekolah di Bumi Batiwakkal.

“Kalau semua pihak kompak, saya yakin bullying bisa ditekan,” pungkasnya.

Indra/Adv